LAPORAN IPA
Gabby
Novelita Malik (08)
Risqi
Putera Pamungkas (19)
Valeria Aghata (23)
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
PENGAMATAN STRUKTUR AKAR,BATANG, DAN
DAUN
I.Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Preparat Kaca
3. Cutter
4. Batang Toge
5. Akar Toge
6. Daun Pandan
7. Siapkan air dalam gelas
baker
8. Kaca penutup
II. Langkah Kerja
Langkah kerja pengamatan struktur
batang pada toge:
1)
Siapkan alat dan bahan
yaitu: mikroskop,preparat kaca,cuter,toge,
2)
Potong batang toge, setipis mungkin
3)
Taruh potongan batang
toge tersebut ke kaca preparat.
4)
Teteskan air secukupnya
5)
Lalu tutup dengan kaca
penutup
6)
Amati preparat yang
telah kamu buat menggunakan mikroskop .
7)
Foto hasil pengamatanmu
menggunakan kamera hp
Langkah kerja pengamatan struktur
akar toge :
1)
Siapkan alat dan bahan
yaitu: mikroskop,preparat kaca,cuter,toge,
2)
Potong akar toge, setipis mungkin
3)
Taruh potongan akar toge
tersebut ke kaca preparat.
4)
Teteskan air secukupnya
5)
Lalu tutup dengan kaca
penutup
6)
Amati preparat yang
telah kamu buat menggunakan mikroskop .
7)
Foto hasil pengamatanmu
menggunakan kamera hp
Langkah kerja pengamatan Struktur
daun pandan:
1)
Siapkan alat dan bahan
yaitu: mikroskop,preparat kaca,cuter,daun pandan
2)
Potong daun pandan, setipis mungkin
3)
Taruh potongan daun
pandan
4)
tersebut ke kaca
preparat.
5)
Teteskan air secukupnya
6)
Lalu tutup dengan kaca
penutup
7)
Amati preparat yang
telah kamu buat menggunakan mikroskop .
8)
Foto hasil pengamatanmu
menggunakan kamera hp
III. Lampiran
a.
Struktur Batang toge
b.Struktur Daun
c.Struktur Akar
kelompok 3
IV.Penjelasan tambahan
a.Struktur
Akar
Struktur Akar
Secara morfologi
(struktur luar) akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar, dan
tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
1.1
Morfologi (struktur luar) akar.
Ukuran panjang akar
tergantung pada jenis tumbuhan. Misalnya tumbuhan apel memiliki akar yang
panjang. Selain itu panjang akar dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor
eksternal yang mempengaruhi panjang akar misalnya porositas tanah, tersedianya
air dan mineral dalam tanah, serta kelembapan tanah. Misalnya, tumbuhan yang
hidup di gurun memiliki akar yang panjang.
Morfologi akar
tersusun atas batang akar, ujung akar, tudung akar, dan rambut akar.
Morfologi (struktur luar) akar tersusun atas
rambut akar, batang akar, ujung akar, dan tudung akar.
Ujung akar
merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri dari jaringan
meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar
dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi untuk
melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk
memudahkan akar menembus tanah, bagian luar tudung akar mengandung lendir.
Pada akar, terdapat
rambut-rambut akar yang merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis
akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air dan
mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan umumnya relatif
pendek. Bila akar tumbuh memanjang ke dalam tanah maka pada ujung akar yang
lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar
yang lebih tua akan hancur dan mati.
1.2
Anatomi (struktur dalam) akar.
Bila akar tumbuhan
dikotil maupun monokotil disayat melintang, kemudian diamati di bawah mikroskop
akan tampak bagian-bagian dari luar ke dalam, yaitu epidermis, korteks,
endodermis, dan stele (silinder pusat).
Epidermis akar (kulit luar). Epidermis akar merupakan lapisan luar
akar. Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat. Dinding sel
epidermis tipis dan mudah dilalui oleh air. Sel-sel epidermis akan
bermodifikasi membentuk rambut-rambut akar.
Korteks akar (kulit
pertama). Korteks akar terdiri
dari beberapa lapis sel yang berdinding tipis. Di dalam korteks akar terdapat
ruang-ruang antarsel. Ruang antarsel berperan dalam pertukaran gas. Korteks
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Endodermis akar. Endodermis akar terdiri dari selapis sel
yang tebal. Bentuk dan sususan sel-sel endodermis berbeda dengan bentuk dan
susunan sel-sel di sekitarnya. Oleh karena itu, batas korteks dengan endodermis
terlihat jelas jika diamati di bawah mikroskop. Endodermis berperan sebagai
pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
Stele akar (silinder
pusat). Stele
pada akar tersusun atas perisikel (perikambium), xilem (pembuluh kayu), dan
floem (pembuluh tapis). Perisikel merupakan lapisan terluar dari silinder pusat
yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel. Perisikel berfungsi dalam
pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan akar ke samping. Sedangkan xilem dan floem
yang merupakan berkas pembuluh angkat terletak di sebelah dalam perisikel. Pada
akar tumbuhan
monokotil
terdapat empulur, sedangkan pada akar tumbuhan dikotil tidak
terdapat empulur.
2. Fungsi Akar
Meskipun tumbuhan
monokotil dan tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran yang berbeda, tetapi
fungsi akar pada tumbuhan tersebut sama. Akar merupakan organ pada tumbuhan
yang berfungsi sebagai berikut :
§ Untuk menyerap air dan
garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah.
§ Untuk menunjang dan
memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya.
§ Pada beberapa jenis
tumbuhan, akar berfungsi sebagai alat bernapas, misalnya pada tumbuhan bakau.
§ Pada beberapa jenis
tumbuhan, akar berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau sebagai
alat perkembangbiakan vegetatif. Misalnya, wortel memiliki akar tunggang yang
membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tanaman sukun, dari
bagian akar dapat tumbuh tunas yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
3.
Proses Penyerapan Air dan Mineral serta Pengangkutannya
Air dan mineral dari
tanah masuk ke tumbuhan melalui ujung akar dan rambut-rambut akar. Adanya
rambut-rambut akar menyebabkan daerah penyerapan air dan mineral menjadi luas.
Air dan mineral yang
diserap oleh rambut-rambut akar akan menuju ke pumbuluh kayu (xilem).
Pengangkutan air dan mineral yang larut tersebut mengalir dari sel ke sel
dengan arah horizontal, yaitu dari sel epidermis menuju ke korteks dan
endodermis sampai akhirnya ke pembuluh kayu.
Air dan mineral dapat
mengalir karena adanya perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara
sel-sel yang dilaluinya. Aliran air dan mineral dari rambut akar, epidermis,
korteks, endodermis, hingga pembuluh kayu terjadi di luar berkas pembuluh,
sehingga disebut pengangkutan ekstravaskuler. Air dan mineral
setelah sampai di pembuluh kayu akar, selanjutnya akan diangkut ke daun sebagai
bahan untuk fotosintesis. Pengangkutan air dan mineral ke daun melalui pembuluh
kayu pada batang, cabang, dan daun. Karena pengangkutan air dan mineral ini melalui
berkas pembuluh angkut, yaitu pembuluh kayu (xilem), maka disebut
pengangkutan vaskuler.
Cara penyerapan air
dan mineral dari dalam tanah oleh rambut-rambut akar berlangsung secara
osmosis. Osmosisadalah pergerakan (perpindahan) zat dari larutan
yang kurang pekat (berkonsentrasi rendah) ke larutan yang lebih pekat
(berkonsentrasi tinggi) melalui selaput semipermeabel. Selaput
semipermeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air
dan zat-zat tertentu yang larut di dalamnya. Umumnya sel-sel pada tumbuhan
bersifat semipermeabel termasuk sel-sel rambut akar. Selain itu, cairan sel
pada rambut-rambut akar lebih pekat daripada air tanah, sehingga air tanah dan
mineral yang terlarut akan masuk ke dalam sel-sel rambut-rambut akar secara
osmosis.
Setelah rambut-rambut
akar menyerap air tanah, cairan selnya menjadi kurang pekat bila dibandingkan
dengan cairan di dalam sel-sel korteks. Dengan demikian, secara osmosis air dan
mineral dari sel-sel rambut mengalir ke sel-sel korteks. Dengan cara yang sama,
air dan mineral akan mengalir ke endodermis dan akhirnya sampai ke pembuluh
kayu akar.
Selain secara osmosis,
proses penyerapan air dan mineral juga melalui proses transpor aktif. Transpor
aktif adalah sistem transpor ion-ion dan molekul-molekul melalui
membran (selaput) sel dengan menggunakan energi. Mineral dari tanah secara
transpor aktif masuk ke dalam sel tumbuhan melawan gradien konsentrasi, yaitu
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Air yang masuk ke
dalam sel tumbuhan menyebabkan tekanan pada dinding sel. Keadaan tegang yang
ditimbulkan antara dinding sel dengan isi sel setelah menyerap air
disebut turgor. Sedangkan tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan
turgor.
4.
Akar sebagai Alat Pernapasan pada Tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di
hutan bakau umumnya memiliki akar khusus untuk bernapas, yaitu akar
napas. Akar napas tumbuh tegak pada pangkal batang tumbuhan bakau.
Akar napas memiliki
banyak celah sebagai tempat masuknya udara. Pada umumnya tanah di hutan bakau
berlumpur dengan kandungan oksigen yang rendah. Oleh karena itu, akar napas
yang dimiliki oleh tumbuhan yang hidup di hutan bakau berguna untuk beradaptasi
terhadap kandungan oksigen yang rendah. Tumbuhan di hutan bakau yang memiliki
akar napas misalnya Avicennia (api-api), Sonneratia (pidada),
dan Bruguiera (tanjang).
Beberapa jenis
tumbuhan bakau juga memiliki akar gantung. Akar gantung tumbuh dari
bagian batang di atas tanah dan tumbuh ke arah tanah. Pada saat masih
menggantung, akar gantung berfungsi untuk bernapas (menyerap udara). Setelah
mencapai tanah, bagian akar yang masuk ke dalam tanah berfungsi seperti akar
biasa, yaitu menyerap air dan mineral.
Seperti organ-organ
tumbuhan yang lain, yaitu daun dan batang, akar yang ada di dalam tanah
ternyata juga melakukan pernasapan. Pernapasan pada akar terutama terjadi pada
akar yang masih muda. Untuk pernapasan dibutuhkan oksigen dan akan dihasilkan
energi. Selanjutnya energi ini digunakan akar untuk menyerap air dan mineral.
b.Struktur
batang
Epidermis
adalah bagian
batang yang tersusun dari selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel
dan berkutikula. Sel-sel penyusun jaringan epidermis selalu aktif membelah
untuk mengimbangi pertumbuhan batang. Fungsi utama epidermis yaitu sebagai
lapisan pelindung dari kekeringan. Batang tumbuhan dikotil mempunyai lapisan
epidermis berupa kulit kayu yang terbentuk dari jaringan gabus. Jaringan gabus
tidak dapat ditembus air dan gas. Sebab itu, jaringan gabus mempunyai
celah-celah berupa lentisel untuk memelihara perubahan gas.
Korteks
Korteks adalah bagian batang yang tersusun atas
jaringan parenkin yang berkloroplas. Sel-selnya berdinding tipis dan tersusun
tidak beraturan dengan ruang antarsel cukup lebar. Beberapa jenis
rumput-rumputan mempunyai jaringan sklerenkim sebagai jaringan penguat pada
korteks batang, sedangkan tumbuhan sejenis pinus atau konifer pada umumnya
tidak memiliki jaringan penguat.
Endodermis
Endodermis adalah lapisan korteks yang paling dalam
dan berbatasan dengan silinder pusat. Lapisan ini memiliki sel-sel yang bentuk
dan susunan yang khas. Lapisan sel yang menjadi batas antara korteks dan
silinder pusat pada akar umumnya dinamakan endodermis, tetapi lapisan serupa
yang terdapat pada batang, banyak mengandung butir-butir zat tepung. sebab itu,
endodermis batang juga disebut dengan sarung tepung (floeoterma).
Silinder Pusat
Silinder pusat atau stele adalah
bagian batang yang tersusun atas beberapa jaringan, seperti berkas pengangkut,
empulur, dan perikambium. Perikambium atau perisikel merupakan lapisan sel yang
paling tepi dari silinder pusat. Di sebelah dalamnya terdapat jaringan parenkim
dengan berkas-berkas pembuluh pengangkut. Berkas pengangkut terdiri atas xilem
dan floem yang merupakan kelanjutan dari xilem dan floem akar. Empulur yang
terletak di bagian tengah atau inti batang tersusun atas jaringan parenkim.
Pada beberapa batang tumbuhan, bagian empulur mengalami kerusakan selama masa
pertumbuhan sehingga banyak membentuk ruang antarsel. Batang tumbuhan tertentu
mempunyai saluran getah yang terletak di dalam silinder pusat.
c.Struktur
Daun
Struktur
Jaringan Penyusun daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang
oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun
bercabang-cabang membentuk jaring jaring pembuluh angkut. Struktur daun
dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.
a) Struktur Jaringan luar Daun
Secara morfologi daun terdiri dari:
– Helaian daun ( lamina ).
– Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada
batang disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak
bertangkai daun, misalnya rumput.
– Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun
pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan
pelepah daun talas.
Daun
yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun
pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun
disebut daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
– menyirip, misalnya pada daun mangga,
– menjari, misalnya pada daun pepaya,
– melengkung, misalnya pada daun gadung,
– sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.
b) Struktur Jaringan dalam Daun
1) Epidermis Daun
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
– menyirip, misalnya pada daun mangga,
– menjari, misalnya pada daun pepaya,
– melengkung, misalnya pada daun gadung,
– sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.
b) Struktur Jaringan dalam Daun
1) Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada
yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya
terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula
yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus mempunyai
epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di
antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.
2)
Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan
banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi
menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga
karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan
tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung
lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
3) Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai
alat transpor dan sebagai penguat daun.
4) Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat
pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
Sekarang kita akan mempelajari perbedaan struktur jaringan
penyusun daun Monokotil dan Dikotil tersebut dengan lebih rinci.
1) Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil
Bentuk daun Dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan urat
daunnya menyirip atau menjari.
Adapun
macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam
Tabel 1 berikut
Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan
Ciri-Cirinya
No
|
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri - Ciri
|
a)
|
Epidermis
|
Menyusun lapisan permukaan
atas dan bawah daun. |
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan. – Menjaga bentuk daun agar tetap. |
Terdiri dari satu
lapis sel kecuali
tanaman Ficus (tanaman karet). |
b)
|
Kutikula
|
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun. |
Zat kutin pada kutikula
mencegah penguapan air melalui permukaan daun. |
Penebalan dari zat
kutin.
|
c)
|
Stomata |
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun |
– Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara. – Sel penjaga sebagai pengatur membuka dan menutupnya stomata. |
Mulut daun pada
epidermis
dengan dua sel penutup |
d)
|
Rambut dan
kelenjar |
Permukaan atas dan
bawah daun. |
Alat pengeluaran.
|
Alat tambahan pada
epidermis
|
e)
|
Mesofil
|
Di antara lapisan epidermis
atas dan bawah. |
Tempat berlangsungnya
fotosintesis. |
– Terdiri dari sel
parenkim,
banyak ruang antarsel. – Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade
(jaringan
tiang) dan spons
(jaringan
bunga karang). – Sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat, dan mengandung klorofil. – Sel-sel jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur, bercabang- cabang dan berisi kloroplas, susunannya renggang. |
f)
|
Urat daun
|
Pada helai daun.
|
Transportasi zat.
|
Menyirip atau menjari.
|
2) Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil
Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat
lembaran yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun
Monokotil dapat Anda amati pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur jaringan daun dan urat daun Monokotil
Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun
Monokotil, dijelaskan dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi,
dan Ciri-Cirinya
No
|
Jaringan
|
Letak
|
Fungsi
|
Ciri - Ciri
|
a)
|
Epidermis
dan kutikula |
Lapisan permukaan atas
dan bawah daun. |
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan. – Mencegah penguapan air melalui permukaan daun. |
Terdiri dari satu sel
dengan penebalan
dari zat kutin. |
b)
|
Stomata
|
Berderet di antara urat
daun. |
Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara. |
Mulut daun dengan dua
sel penutup.
|
c)
|
Mesofil
|
Pada cekungan di
antara urat daun. |
Membuat zat makanan melalui
fotosintesis. |
Tidak mengalami
diferensiasi, bentuknya
seragam kecuali mesofil berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya lebih sedikit, dindingnya lebih tebal. |
d)
|
Urat daun
|
Pada helai daun.
|
Transportasi zat.
|
Sejajar.
|
0 comments:
Post a Comment